Mata Kuliah Menarik Di Pendidikan Seni Tari UNY, Seni Tari Rasa Tata Busana
Primary tabs
Jurusan Pendidikan Seni Tari FBS UNY memiiliki salah satu mata kuliah yang cukup menarik, yakni Tata Busana. Seperti halnya D3 atau S1 Teknik Busana, mahasiswa seni tari dituntut untuk membuat suatu karya busana untuk menari sebagai ujian di semester empat. Ujiannya adalah dengan mengadakan pagelaran busana tari yang rutin diadakan setiap tahun pada akhir semester empat.
Sebelum benar-benar membuat busana, mereka dibimbing dulu oleh dosen dalam membuat karya secara dasar seperti bagaimana cara mewiru dan memakai jarik yang baik dan benar, cara pemakaian busana angkin dan beskap, mempraktekkan busana dodot alit, model sanggul dan cemoro, dll. “Satu minggu terdapat dua kali tatap muka maka, dalam satu minggu kami mendapatkan dua materi berbeda sekaligus dan dalam satu tatap muka sudah langsung penilaian.” kata salah satu mahasiswa seta 2017, Aulia.
Ada beberapa tema yang diberikan dosen untuk pagelaran uji tata busana. Untuk tema alam, dosen menyarankan untuk lebih didominasi dengan bahan-bahan dari alam seperti kulit kayu, akar, dan sejenisnya. Lalu pada tema karakter, mahasiswa mengangkat salah satu karakter dari objek yang dipilih dan dituangkan dalam busana. Pada tema tradisi dapat mengambil salah satu ritual adat masyarakat setempat dan dikembangkan melalui bentuk busananya. Tema kerakyatan bisa diambil melalui kebudayaan kerakyatan daerah setempat. Lalu tema klasik, ini biasanya diambil melalui tari klasik Yogyakarta atau Surakarta yang dikembangkan dengan hati-hati agar tidak merubah makna busana tersebut. Terakhir yaitu tema legenda, mahasiswa mengambil satu tokoh dari cerita legenda seperti Roro Jonggrang, Lutung Kasarung, dan lain sebagainya.
Tema tata busana ditentukan oleh kesepakatan anggota kelas praktek (kelas G, H, I, L, M, dan N) dan satu kelas paling tidak memuat empat sampai enam tema yang diberikan. Setelah mahasiswa menentukan tema dan objek, dosen memberikan waktu untuk mahasiswa berkonsultasi mengenai objek. Apabila objek telah disetujui, mahasiswa mulai membuat desain busana. Pproses penggambaran desain busana pun dapat dibantu oleh jurusan lain.
Proses pembuatan busana dilakukan di jam mata kuliah dan boleh diteruskan diluar jam kuliah. “Saya tahu mbak apabila mahasiswa itu meminjam atau membuat sendiri. Karena apa? Karena ada yang waktu itu konsultasi ke saya mengenai desain yang dibuat tidak ada bagian busana yang seperti itu, tetapi pas ujiannya tiba-tiba ada bagian itu dan itu tidak membuat di dalam jam mata kuliah juga.” tutur dosen Tata Busana.
Dalam pagelaran uji tata busana ini, untuk panitia penyelenggara juga diambil dari mahasiswa semester empat sendiri. Jadi, selain mahasiswa semester empat menjadi designer, juga sebagai tim produksi pagelaran. Pagelaran ini biasanya diadakan dua hari dan menggunakan sistem rolling kepanitiaan. Ketika pada hari pertama kelas praktek G, H, I menampilkan karya busana tarinya maka yang menjadi panitianya yaitu kelas L, M, dan N, begitu pula sebaliknya.