PELATIHAN TARI PENDIDIKAN KARYA DOSEN DAN MAHASISWA UNTUK MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SENI BUDAYA KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Keterangan Sumber Foto: 
doc panitia

Problematika umum pembelajaran seni tari pada mata pelajaran Seni Budaya di SMP adalah kurangnya motivasi belajar siswa, terutama siswa laki-laki. Ada dua penyebab utama yang melatarbelakangi hal tersebut, yakni: (1) strategi pembelajaran yang dipergunakan kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi seluas-luasnya, dan (2) pemilihan materi pembelajaran yang kurang mempertimbangkan perbedaan-perbedaan gender serta perkembangan selera siswa. Terkait dengan strategi pembelajaran, melalui Kurikulum Merdeka guru diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengaplikasikan berbagai strategi dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi. Peningkatan guru dalam hal strategi dan model pembelajaran ini penting dalam jangka panjang agar pembelajaran lebih berkualitas, namun dalam kondisi pembelajaran yang sedang berjalan ini hasilnya tidak bisa langsung diimplementasikan. Masalah yang kedua, terkait materi pembelajaran banyak tantangan yang dihadapi oleh guru agar selalu menampilkan materi tari yang baru sesuai dengan perkembangan zamannya. Berkaitan dengan kebaruan materi tersebut, ada dua permasalahan yang harus diupayakan oleh guru yakni mencipta sendiri atau mencari jenis-jenis tarian baru yang memenuhi kebutuhan perkembangan sekaligus perbedaan gender siswa (tari Pendidikan). Salah satu solusi untuk mengatasi kebaruan materi tari adalah dengan mempelajari tari-tarian baru yang diciptakan oleh dosen dan mahasiswa yang sesuai dengan kebutuhannya. Pada kegiatan ini, Solusi yang terakhir yang dipilih yaitu berupa pelatihan tari-tarian baru yang memenuhi kriteris yang dibutuhkan. Target dari pelatihan ini adalah agar guru seni tari yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya Kabupaten Gunung Kidul menguasai 2 (dua) tarian kreasi baru karya dosen/mahasiswa yang bisa dipergunakan secara langsung untuk pembelajaran di SMP yang sesuai selera siswa baik laki-laki maupun Perempuan. Sebagai sebuah proyek pelatihan, kegiatan ini dirancang sebagai berikut: Perancangan kegiatan Bersama (1 bulan), Pelatihan kepada guru-guru (1,5 bulan), implementasi pada pembelajaran di sekolah (1,5 bulan, Evaluasi dan pelaporan 2 bulan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru seni tari dalam menyiapkan materi pembelajaran untuk peserta didik sesuai gender dan tahapan usia serta pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran seni tari. Ada dua Solusi yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi di lapangan, yakni sebagai berikut: 1. Melakukan pelatihan strategi dan model pembelajaran tari yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan individual siswa khususnya minat dan perbedaan gender. 2. Melakukan pelatihan tari pendidikan dengan karya-karya baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, sesuai kebutuhan siswa, dan memperhatikan perbedaan gender. Solusi yang pertama mempunyai kelebihan guru mempunyai wawasan yang luas tentang strategi pembelajaran tari terutama yang sesuai dengan tuntutan standar proses Kurikulum Merdeka (Permendikbudristekdikti No 16 Tahun 2022). Hal ini juga dibutuhkan di lapangan. Kelemahannya, bila targetnya sampai tahap implementasi strategi memerlukan waktu yang panjang, sementara proses pembelajaran sudah berjalan. Namun, cara ini dalam jangka panjang perlu dilakukan agar pembelajaran menjadi lebih menarik, berorientasi pada aktivitas siswa sesuai kebutuhan perkembangan zaman. Solusi yang kedua bisa ditempuh melalui dua cara, yaitu guru menciptakan sendiri tari-tarian kreasi baru yang sesuai dengan kebutuhan. Hal inipun memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Namun cara ini dalam jangka panjang juga perlu dipertimbangan untuk ditempuh melalui skema kerja sama. Cara yang paling cepat bisa ditempuh adalah melalui pelatihan tari-tari Pendidikan yang baru karya dosen dan mahasiswa yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal ini bisa dilakukan secara rutin dikarenakan para mahasiswa dengan pendampingan dosen setiap tahunnya menciptakan karya tari baru melalui pendampingan dosen pada mata kuliah Koreografi Anak Tunggal atau Koreografi 2. Pada mata kuliah ini para mahasiswa dengan pendampingan dosen menciptakan tarian untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK dengan berbagai tema yang sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu, Solusi yang kedua dan cara yang kedua ini yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek] Indikator pencapaian PkM ini adalah sebagai berikut: 1. Guru Tari yang tergabung dalam MGMP Kabupaten Gunung Kidul menguasai dua repertoar tari pendidikan yang baru karya dosen dan mahasiswa sesuai dengan kebutuhan lapangan. 2. Guru mengimplementasikan tari-tarian baru tersebut dalam pembelajaran mereka Gambaran karya seni yang akan diimplementasikan dalam pembelajaran tari di sekolah yang didahului dengan pelatihan adalah sebagai berikut: Dua tarian 10 tersebut merupakan produk kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam mata kuliah Koreografi anak Tunggal (koreografi 2). Kedua tarian tersebut secara khusus diciptakan untuk sasaran siswa SMP atau siswa yang usianya masuk pada Fase D.